Penjual Kenangan

Wednesday, August 21, 2013

21| Dari Kelas Menulis








Indonesia Tebar Pesona (ITP) merupakan salah satu acara tahunan yang diadakan oleh almamater saya di Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (oh ya, setahun setelah kuliah, jurusan saya itu disebut Program Studi Indonesia). Acara ITP ini diadakan dalam rangka bulan bahasa pada Oktober. Sebuah acara yang ternyata sampai sekarang masih digalakkan oleh adik-adik kelas dan tentu saja sekarang acaranya semakin variatif. 

Dulu, acara ITP ini masih berupa diskusi buku, pementasan teater, lalu ada juga lomba dongeng, lalu berkembang lagi dengan berbagai acara dan lomba-lomba lainnya. Dulu, saat kuliah, saya kerap ikut jadi panitia di ITP ini. 

Pada ITP 2013 tempo lalu, merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk ikut menjadi salah satu pengisi acara di kelas menulis yang diadakan. Bersama dua orang adik kelas yang juga merupakan penulis, saya berbagi tip menulis dan proses kreatif menulis. Sebuah acara yang menyenangkan, bahkan ada peserta yang datang dari luar kota. Dan, saya hadir di sana bukan lagi sebagai panitia. 

Waktu benar-benar beterbangan. Memang sudah begitu lama setelah saya kali pertama masuk ke kampus dengan dinding-dinding bata tanpa plesternya begitu khas. Kampus yang selalu membawa banyak kenangan bagi saya. Hari-hari saya semasa kuliah habis di setiap sudut kampus itu. Bahkan, ketika kembali ke kampus itu, keakraban itu masih begitu nyata. 

Di antara tahun-tahun yang telah terlewat, banyak yang juga tidak berubah. Para penjaga kantin masih banyak yang saya hafal dan beberapa hafal muka dengan saya. Dan, setiap datang ke gedung kegiatan mahasiswa, gedung itu terasa tidak banyak berubah, terutama koperasi mahasiswa, tempat banyak waktu saya habiskan pula di sana. Para penjaganya masih sangat akrab dengan saya karena saya pernah jadi pengurus. Beberapa jajanan masih ada yang sama. 

Waktu berlalu. Sudah dua belas tahun sejak saya menjadi mahasiswa baru alias maba di kampus itu. Namun, kembali ke kampus itu, perasaan sebagai mahasiswa itu ternyata masih menyisa.

Waktu terasa berlalu begitu cepat. Ruang-ruang kelas dengan dinding bata itu, mereka tentu penuh dengan cerita, juga rahasia-rahasia yang didengarnya. Dan, tak terbayangkan betapa kaya ia akan ilmu yang setiap hari ia serap dari guru-guru yang membagi ilmu.


Dan, mungkin karena itu pula, semangat belajar selalu terasa menggelegak kala menyentuh dinding-dinding itu. Kau tahu, dari kelas menulis itu, ada sebuah harap yang terucap semakin nyata: semoga suatu hari, saya bisa belajar lagi di kampus itu. Di kampus itu, yang ruang-ruang kelas, selasar-selasarnya, kantin, pusat kegiatan mahasiswa, dan perpustakaannya ikut mendewasakan saya.

Amin.

 _____
[#21| Proyek #CeritaDariKamar]   

No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin