Penjual Kenangan

Friday, January 31, 2014

mungkin ini tentang rindu


pinjam gambar dari sini!


sudah akhir januari. 2014. sudah satu bulan berlalu sejak kembang api tahun baru habis terbakar di langit. dan, banyak harapan dan impian yang terucap. yang kata orang mampu membuatmu tetap hidup. harapan dan impian saya tahun ini? cukup banyak, salah satunya ingin punya sepeda. hehe. terdengar seperti anak sekolah dasar, ya? tak apalah, namanya juga impian. targetkan dari yang kecil-kecil dulu.

bicara tentang target, teringat sebuah tip menyelesaikan tulisan dengan deadline yang pernah saya baca. dalam membuat target deadline menulis sebuah novel, biar lebih terjangkau dan kamu pun bisa mencapai target itu tanpa stres, buatlah target deadline yang lebih kecil; jangan dalam hitungan "besar". misalnya, kamu ingin menyelesaikan sebuah novel setebal 200 halaman dalam dua bulan. uraikan targetmu dalam target-target kecil agar terasa lebih ringan dan tidak membebani. namun, tentu saja, kamu tahu ke mana muara target-target kecil itu. jadikan deadline-mu sebagai rutinitas harian.

bikin target harian. misalnya, dalam satu hari, target tulisanmu adalah empat halaman  yang mungkin saja bisa kamu selesaikan hanya dalam beberapa jam (kalau bisa menyelesaikan lebih dari target halaman harian, ya, itu bonus untuk dirimu, tetapi tentu bukan alasan untuk mengurangi jatah target hari berikutnya alias rapel). jika target harianya empat halaman, untuk 200 halaman itu, berarti bisa kamu selesaikan dalam waktu 50 hari.

dari hasil itu, kamu punya "bonus" hari 10 hari dari target awal dua bulan (60 hari). bonusnya bisa kamu gunakan sesuka hatimu. apakah dengan merayakannya dengan pergi piknik atau duduk ngobrol di kedai kopi bareng sahabat, monggo. saat masih ada sisa hari lagi, mungkin bisa kamu gunakan untuk memeram tulisannya dan siap dibuka kembali untuk kamu baca kembali dan, ya, tentu perlu ada self-editing. untuk self-editing, bisa kamu lakukan di tempat yang berbeda agar dapat suasana yang berbeda juga.

*mungkin, di antara kita, ada yang merasa lebih baik tetap langsung menargetkan: dalam dua bulan, saya akan menyelesaikan sebuah novel tanpa memerincinya dalam satuan yang lebih kecil lagi. bisa jadi, kamu tipe penulis cepat atau tipe penulis penunggu suasana hati. tapi, percayalah, terkadang, satu-dua bulan akan dengan cepat melambaikan tangan. dan, sayonara-lah buat novel yang ingin diselesaikan dalam dua bulan itu :)). yang terakhir ini, peringatan buat diri saya juga, lho. hehe. 

demikianlah tentang "target menulis dalam dua bulan". haha. sebenarnya, saya bukan ingin menulis tentang semacam tip menulis itu. sebenarnya, saya ingin menulis tentang kenapa sudah lama saya tidak menulis di sini. entah kenapa. ada saja alasannya. salah satunya, mungkin akhir-akhir ini, saya seolah tak sempat "berbicara" kepada diri saya sendiri. padahal, ketika menuliskan sesuatu di sini, ada kenyamanan ganjil yang saya rasakan. seolah menjadi terapi, yang mungkin memang menjadi salah satu cara saya untuk berbicara kepada diri sendiri. juga kepadamu.  

belakangan ini, baru satu bulan dalam 2014 ini (ya, saya memang sengaja menuliskannya "baru satu bulan", sementara di awal tulisan, saya bilang "sudah satu bulan"), sudah banyak hal terjadi di sekitar saya. seakan-akan, awal tahun merupakan langkah yang tepat untuk memulai sesuatu bagi orang-orang di sekitar saya. ya, mungkin, awal tahun memang waktu yang tepat untuk memulai impian baru, melanjutkan impian lama, ataupun mewujudkan impian yang sudah lama tersimpan rapat. mungkin tahun baru menjadi semacam titik nol dalam sebuah langkah. sekarang atau tidak akan pernah terjadi lagi. mungkin, memang demikian. 

ah, sebenarnya, saya ingin menulis malam ini karena saya tidak ingin melewatkan label "januari" pada lini masa blog ini. awalnya begitu. namun, saya baru sadari bahwa saya rindu menulis di sini. saya rindu bercerita kepada diri saya sendiri. dan, saya rindu bercerita kepadamu. 

ya, kepadamu. kau yang kembali ditelan tahun yang telah berganti.



LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin