Dari Jendela SMP. Judul buku ini begitu lekat di benak saya. Kisahnya cukup dewasa untuk ukuran usia saya kala membacanya saat itu. Mungkin hal itu juga yang membuat buku ini begitu terasa berkesan. Saya seakan-akan membaca sesuatu yang "terlarang", padahal bukunya saya pinjam dari perpustakaan sekolah.
Saya menemukan buku ini lagi di sebuah rak toko buku murah. Tanpa menawar (karena harganya sudah cukup murah juga), buku ini langsung masuk ke tumpukan buku pilihan saya. Saya memang tidak akan melewatkan buku-buku lama penulis yang saya kenal (kalau kebetulan menemukannya). Saya punya novel lama Gali Lobang Gila Lobang Remy Sylado. Ada juga Ben, novel remaja Gus Tf Sakai. Fisiknya yang bahkan terkadang sudah kumal malah membuatnya semakin terasa berarti bagi saya. Jadi, menemukan novel Mira W. ini, yang masih cukup bagus kondisinya, membuat saya euforia.
Ada kisah cinta Joko--pemuda miskin--dan Wulan--gadis kaya--yang tidak direstui orangtua di sini. Sekarang pun masih banyak orang yang menulis dengan formula itu. Cinta memang tak lekang oleh masa, ya?
Buku ini ada di kamar saya, di tumpukan buku yang akan dibaca kembali. Saya ingin tahu apa yang membuat buku ini lekat di benak saya. Bagaimana saya memahami kembali buku ini sekarang dan melihat "skandal" yang terjadi di dalamnya, yang dulu direspons sebagai fragmen "terlarang" oleh benak saya. Pastinya, dengan kacamata berbeda, kita akan menemukan "kisah" berbeda juga di dalamnya.
Apakah saya lebih menyukai buku ini sekarang atau tidak? Karena, kata Georg Christoph Lichtenberg, "A sure sign of a good book is that you like it more the older you get."
____
[#14 Proyek #CeritaDariKamar]
1 comment:
aahhhh Novel pertama yang saya baca langsung berkesan dihati. dan kini sedang mencarinya :(
Post a Comment