Penjual Kenangan

Thursday, December 20, 2012

yang menjelma

pinjam gambar dari sini!


hai, tidak terasa ya tahun sudah kembali akan meninggalkan kita. setahun belakangan ini, banyak hal yang terjadi. juga tentang hati. hehe. hmm, mungkin pada februari nanti saya akan ceritakan tentang ini. :D

oh, ya, awal tahun depan yang sudah hampir mengetuk jendela, sebuah naskah saya dijadwalkan terbit. sebuah kabar yang membahagiakan untuk saya dan naskah ini. sebuah kumpulan kisah--dengan sebuah novela baru di dalamnya, yang saya selesaikan beberapa waktu lalu. 

jika dihitung, naskah ini sudah bertahun-tahun menunggu "muaranya". dan, saya sempat menjilidnya sendiri di sebuah tempat fotokopi. dan, dengan berat hati, dua jilid naskah itu masuk tempat sampah beberapa minggu belakangan karena dihinggapi rayap. saya masih ingat bagaimana saya menunggu jilidan-nya kala hujan di tempat fotokopi itu bertahun lalu. dan, merasa bersalah menyingkirkannya di pojokan rumah untuk diangkut bersama sampah-sampah. 

dan, saat saya memutuskan untuk kembali menyisihkannya dan berniat menyimpannya meski kena rayap, ternyata naskah itu sudah keburu dibawa tukang sampah. sempat kepikiran, tapi saya tahu naskah itu akan diganti dengan jilid yang lebih baik pada awal tahun depan (amiiin!). 

naskah ini bertajuk awal "penjual kenangan". tapi, mungkin judulnya akan diganti nanti. judul fix-nya menyusul ya. dan, berarti saya akan bikin sendiri blurb untuk naskah ini ya? hehe. tapi, mau colek-colek gita romadhona ah buat membuatkan alternatif blurb (semoga gita mau. amiiin). gita, sahabat saya ini, merupakan orang pertama yang selalu saya suguhkan cerita-cerita di dalam kumpulan ini, ketika naskah itu selesai pada malam-malam panjang dalam beberapa tahun lalu.

naskah ini (telah) menunggu dengan sabar menemukan muaranya. dan pada awal tahun depan, ia sampai juga ke sebuah tempat. jadi, kita tahu bukan, bahwa segala hal memang perlu waktu--seperti halnya hati juga, mungkin. :p

dan, semoga kamu suka membaca naskah ini nanti. :)


Sunday, October 14, 2012

jatuh cinta

gambar di sini!



suatu kali, saya pernah jatuh cinta kepada seseorang. 
dan, kala itu, kau tahu, kau bisa merasakan dunia seakan-akan bertumpu pada satu titik. kepadanya. dan, ketika itu, kau seakan-akan hanya merasa bahwa dialah keping terakhir yang bisa melengkapi puzzle hatimu. hanya dia. tak bisa yang lain.

lalu, kini, saya tidak pernah bertemu lagi dengan laki-laki itu. entah berapa lama, tujuh tahun, mungkin. dan, tiba-tiba saja, kenangan bersamanya hanyalah berupa ingatan yang tak terlalu lekat di benak saya, bahkan terasa buram.

saya mengetahui (kembali) bahwa saya pernah jatuh cinta kepadanya lewat sebuah tulisan panjang penuh keresahan yang saya tulis di sebuah diary. bahwa saya pernah jatuh cinta kepadanya. bahwa saya merasakan sebuah kebahagiaan kala bersamanya.

namun, mengapa sekarang ingatan tentang dia menghilang? memori bersamanya pun tak menyisa, padahal di diary itu pernah saya tuliskan bahwa pernah ada waktu kala bersamanya, saya ingin waktu berhenti pada titik itu saja. sepertinya, saya sangat bahagia kala itu hingga menuliskan sedemikian rupa.

dan, saya menyebutnya "jatuh cinta" kala itu. 
tetapi, bahkan, kini, tak ada getar ketika mengingat dia, bahkan tak ada niatan untuk mencarinya di jejaring sosial. dan, bahkan, mungkin jika dia hadir di dekat saya saat ini, saya tidak tahu apakah saya bisa mengingat di mana sudut kehangatan kisah bersamanya saya simpan.

lalu, apakah kala itu saya jatuh cinta? lalu, ke mana sisa cinta itu menghilang? 
apakah ditelan waktu? ataukah saya terlalu muda kala itu untuk memaknai cinta?
benarkah? ah, bahkan, hingga kini pun, saya tidak tahu apakah saya benar-benar jatuh cinta kepada seseorang. definisinya rumit.

entahlah. rupanya, saya belum bisa memaknai "jatuh cinta".
apakah jatuh cinta itu sebenarnya? apakah hanya sebentuk rasa bahagia? 
jika ya, mungkin saya sedang jatuh cinta, kepada dia yang kerap membawakan saya potongan-potongan bahagia. dan, entah bagaimana, bagai bisa menghapus sebentuk luka--yang tersimpan, tak jauh di sudut hati.






Friday, October 12, 2012

Yuk, Order Novel Silang Hati Edisi Khusus ^^

Hai, hai,

Saya menerbitkan novel baru (duet dengan Sanie B. Kuncoro), berjudul Silang Hati, terbitan GagasMedia, 2012. Buku ini akan beredar di toko buku dalam minggu-minggu ini di Jabodetabek (luar kota menyusul), dengan harga Rp49.000. 

Biar nggak terlalu menunggu, kamu juga memesan buku ini lewat saya--edisi tanda tangan saya dan diskon ;). 

Buat kamu yang ingin memesan novel Silang Hati edisi khusus ini, silakan kirimkan nama, alamat lengkap, nomor telepon, & judul novel yang dipesan ke widyawati.oktavia@gmail.com Tunggu balasan email dari saya tentang cara pembayaran dan jumlah yang harus dibayar. 

Buku akan dikirimkan setelah pemesan mengirimkan e-mail konfirmasi pembayaran ya. :)

Ada juga penawaran paket Silang Hati dan novel Kucing Melulu & Cerita Cinta (Me)Lulu [novel pertama saya yang juga diterbitkan GagasMedia] dengan bonus frame cantik (ukuran 4R). 

Check it out! :D



Thursday, October 11, 2012

Giveaway Novel Silang Hati







Hola
 
Novel SILANG HATI (GagasMedia, Oktober 2012) akan segera beredar di toko buku dalam minggu ini, dengan harga Rp49.000. Novel ini merupakan project Gagas Duet yang kami tulis: Sanie B. Kuncoro dan Widyawati Oktavia.

Kali ini, kami akan membagikan tiga buku bertanda tangan, tidak hanya dari satu penulis, tetapi lengkap dari dua penulis (tanda tangan dari Sanie B. Kuncoro yang tinggal di Solo dan tanda tangan dari Widyawati Oktavia yang tinggal di Jakarta) untuk tiga orang pemenang dalam giveaway SILANG HATI ini. 

Bagaimana caranya?
  • Jadikan cover Silang Hati menjadi avatar Twitter atau Facebook-mu selama giveaway berlangsung.
  • Posting tweet di Twitter atau status di Facebook tentang alasan kamu ingin membaca novel SILANG HATI, dan mention satu orang temanmu untuk ikut membacanya, dengan hashtag #SilangHati.
  • Untuk di Twitter, jangan lupa juga mention @widya_oktavia. Untuk di Facebook, mention Facebook Sanie B Kuncoro dan Facebook Widyawati Oktavia.
  • Giveaway berlangsung pada 11 Oktober—19 Oktober 2012. Pemenang akan diumumkan pada 20 Oktober 2012.

Yuk, ikut giveaway ini. Kami tak sabar menunggu alasan menarik dari kamu yang ingin membaca novel ini. ;)

Salam,

Sanie B. Kuncoro & Widyawati Oktavia

Sunday, October 07, 2012

Thursday, October 04, 2012

laki-laki yang membawakan pagi

I owe the pic!



aku teringat laki-laki itu, yang membawakan pagi ke kotaku. mengenalkanku pada kabut-kabut yang bagai tabir pelangi dalam cahaya hangat matahari yang baru terjaga.

sedang apa ia pagi ini? apakah mencoba rasa baru segelas kopi bersama sarapannya pagi ini ataukah sedang menyelesaikan mimpi-mimpi yang ia kisahkan kepadaku?
laki-laki itu, ia tak pernah melewatkan waktu pagi, dan selalu tertawa kecil mendengarku yang selalu berseteru dan kalah bertaruh dengan pagi, lalu lebih memilih untuk bersekutu dengan malam.

hari ini, aku duduk di kursi kayu di sudut tempat favoritku, tempat kami biasa duduk berbincang hingga tanpa terasa hari telah melarut dalam kelam. cahaya matahari yang menembus melalui dinding kaca tempat ini telah berangsur menjadi warna tembaga. 

ah, padahal, baru saja rasanya cahaya jernih pagi jatuh menerpa kursi-kursi kosong di tempat ini....
hari ini, aku memenangi pertaruhan dengan pagi, lalu beranjak ke tempat ini. mencoba belajar memahami sosok pagi yang begitu dikagumi laki-laki itu, dan berharap aku pun bisa jatuh cinta pada hal yang sama. dan, sampai sore ini datang, aku malah menemukan benakku dipenuhi sosok laki-laki itu, dan segala mimpi-mimpi yang pernah kami perbincangkan. dan, melewatkan isyarat pagi yang entah sudah berapa lama beranjak dari tempat ini.

hari ini, aku menunggunya di tempat kami dulu kerap bertemu. 
sementara, aku tahu, hari ini, laki-laki itu, ia sedang mengembara ke sebuah negeri. yang di sana hanya ada pagi dalam sepanjang waktunya. katanya, ia telanjur jatuh cinta dan memilih mengabadikan diri pada pagi.

sementara di sini, hari tak lagi pagi.


Wednesday, October 03, 2012

Secangkir Doa


I owe the pic!


Perempuan itu tak tahu, apakah kata-kata yang terlalu tajam ataukah hatinya yang terlalu rapuh. Yang ia tahu, tiba-tiba ia terluka begitu saja, begitu dalam.

Dalam hening, ia seakan mendengar bisik lirih, "Berhati-hatilah ketika jatuh cinta. Cinta bagai mata pisau, yang salah satu sisinya bisa saja menjadi begitu tajam jika kau salah menempatkannya."
 
Perempuan itu terdiam, bertanya-tanya, benarkah cinta yang telah melukai hatinya? Cinta yang selama ini selalu menyuguhkan bercangkir-cangkir derai tawa yang manisnya terasa pas (tak kurang-tak lebih) untuknya? Benarkah? Ia masih saja tak percaya.

"Tak ada yang salah dengan kata-kata, dan hatimu dicipta-Nya dengan segala mantra-mantra penjaga. Hanya saja, kali ini, kau tampaknya salah menempatkan cinta, hingga sisi tajamnya menggores tanpa sengaja. Sudahlah, tak usah resah. Hati dicipta dengan mantra-mantra sakral-Nya, ada penawar dalam setiap sudutnya. Apa sebutanmu untuk itu? Sesuatu yang disebut doa? Ya, larutkan dan resapkan ia dalam sebuah cangkir pada malam-malam panjang, dan niscaya akan kau dapati luka tak lagi menyisa. Dan, tentu saja, asal kau percaya."

Perempuan itu termangu, siapakah yang bicara dengannya? Apakah malam yang telah lelap diselimuti sunyi atau hatinya yang baru saja terluka?

Ia tak memikirkannya lagi. Yang ia tahu, saat ini, malam begitu panjang, dan ia hanya inginkan sebuah cangkir, tak perlu cantik, tempat ia akan melarutkan doa-doa, lalu menyesapnya pelantak perlu terburu-buruseperti saat ia menikmati teh sore yang mampu meluruhkan risau kala sebuah hari terasa sedikit membiru warnanya.

"Jadi, kau pikir itu cinta? Sudahlah, otakmu saja yang tampaknya sedang bodoh dan terlalu cepat menyimpulkan itu cinta. Dia hanya berpikir. Sementara aku, aku merasa itu bukan cinta (yang sesungguhnya). Sisi goresannya terasa sedikit kejam, bukan hanya tajam. Kau lebih percaya mana? Otak atau hatimu ini?" 

Perempuan itu terdiam, tak lagi bertanya. 
Ia sudah tahu dengan siapa ia bicara, dan siapa yang harus ia percaya.



LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin