Penjual Kenangan

Wednesday, August 14, 2013

#7—#12| Mengejar Ketinggalan?

Mengejar ketinggalan?

Baiklah, judulnya memang salah kaprah dan sering kali kita masih menggunakannya sehari-hari. Kalau kita mengejar ketinggalan, pastinya kita akan semakin ketinggalan, bukan? Seperti saya dan Proyek #CeritaDariKamar. Saya sudah semakin jauh ketinggalan, padahal saya tidak mengejar apa-apa, hanya sedikit sibuk pada Hari Raya. :))

Yuk, kita cek arti satu per satu kata dalam istilah "mengejar ketinggalan" di Kamus Besar Bahasa Indonesia, ya.
me·nge·jar v 1 berlari untuk menyusul (menangkap dsb); memburu; 2 ki berusaha keras hendak mencapai (mendapatkan dsb); menginginkan dng sungguh-sungguh;
ke·ter·ting·gal·an n keadaan tertinggal;
Nah, kalau kita "mengejar ketinggalan", yang manakah yang kita maksud: kita berlari untuk menyusul (menangkap) keadaan tertinggal; memburu keadaan tertinggal, berusaha keras hendak mencapai keadaan tertinggal, ataukah menginginkan dengan sungguh-sungguh keadaan tertinggal?

Tak satu pun pilihan itu yang membuat kita tak lagi tertinggal, bukan? Jadi, bagaimana baiknya kalau bukan "mengejar ketinggalan"? Bagaimana kalau kita ganti saja mengejar  memperbaiki/membenahi/membereskan ketinggalan, seperti yang ingin saya lakukan di postingan ini.

Ya, untuk Proyek #CeritaDalamKamar ini, saya baru menulis sampai ke postingan #6 untuk tanggal 6, padahal sekarang sudah tanggal 14. Karena itulah, saya ingin membenahi ketinggalan saya. :')




Gambar di atas saya temukan dalam ponsel saya (memberi ide "rapel" postingan ini). Benda-benda yang ada di meja tulis di kamar saya. Nah, di situ sudah ada enam benda. Baiklah, saya ceritakan satu per satu secara ringkas ya. :))

#7 kacamata
Isinya kacamata dengan frame berwarna ungu. Saya memakai kacamata sejak mata saya sering berkunang-kunang berlama-lama di depan komputer dan juga suka melihat frame-frame lucu kacamata. Kacamata yang ini saya beli akhir tahun lalu, dan sering saya pakai di awal-awal beli. Lalu, sekarang jarang-jarang dipakai karena ada satu kacamata lagi yang saya suka dan kadang emang lagi malas saja memakainya karena suka nyangkut di helm saya. *bukan pindah ke lain hati, hanya save the best for the last* *ngeles* Dibeli di MargoCity, dan saya hanya minta pendapat mbak penjaganya, soalnya Gita nggak ada buat dimintain pendapat. Hehe.

#8 kaleng-teko
Saya pencinta kaleng. Entah sejak kapan. Setiap melihat kaleng-kaleng lucu, saya tidak tahan untuk tidak membelinya. Dan, seorang sahabat di Belanda, Feba si Gadis Bintang, beberapa kali mengirimi saya kaleng lucu. Katanya, di Negeri Kincir Angin itu, banyak kaleng lucu. Bikin saya pengin ke sana. :)) *alasan jelek banget kalau ditanya orang imigrasi ya?* Tapi, yang pasti saya suka kaleng, terutama yang vintage

Nah, kaleng teko ini hadiah dari Gita. Sebenarnya, Gita merasa bersalah sih karena beli kaleng banyak lewat toko online tanpa mengajak saya. Hehe. Jadilah, saya dihadiahi satu yang berwarna biru dengan motif ini. Imut dan cantik. Karena ruangnya hanya sedikit, saya mengisinya dengan peniti dan beberapa bros untuk kerundung. Lalu, apa isi kaleng-kaleng saya yang lain? Selain kalung dan beberapa gelang, sudut-sudutnya tentu saja berisi kenangan-yang-tak-ingin-dilupakan. 

#9 Alquran merah
Alquran itu saya beli sudah cukup lama. Waktu saya masih SMA atau awal-awal kuliah ya? Saya lupa. Rasanya sudah bertahun-tahun lalu. Tapi, saya ingat belinya di Gramedia. Saya suka warna merahnya, model ada kotak luarannya gitu (isinya bisa dikeluarin). Waktu beli itu, rasanya itu barang termahal yang pernah saya beli. Haha. Lupa berapa, tapi kayaknya lumayan mahal untuk kantong saya waktu itu. Terus, kayaknya waktu beli, saya dilihatin orang gitu, nggak tahu kenapa? Entahlah, apakah itu hanya perasaan saya saja ya waktu itu? Seakan-akan orang itu mikir, kok baru beli Alquran sekarang, sih? *suuzon* *padahal sekarang habis Lebaran dan kejadiannya sudah bertahun-tahun lalu* :)))

#10 Alquran hitam
Alquran yang satu lagi itu disertai dengan terjemahan bahasa Indonesia dan warna-warna penanda tajwid. Saya beli di Gang Kober, Jalan Margonda Raya. Di situ, ada toko buku-buku Islam yang cukup lengkap. Koleksi alqurannya pun banyak dan bervariasi ukurannya. Saya suka kemasan Alquran yang ini karena diberi warna yang berbeda-beda untuk setiap tajwidnya. Ada juga bonus VCD cara belajarnya (tapi punya saya hilang entah ke mana). Sangat membantu kita untuk belajar tajwid dan warnanya membuat kita hati-hati untuk membacanya agar tidak salah. Senang dengan berbagai kemasan cara membaca Alquran yang semakin canggih sekarang ini, semakin membantu kita mempelajarinya.

#11 ember kaleng
Yup, itu merupakan kaleng berbentuk ember. #Kalenglagi. Saya beli beberapa untuk menaruh pernak-pernik. Warnanya terang. Merah, biru, kuning. Lucu-lucu-meski-kurang-penting-lah pokoknya. Belinya di toko-enam-ribuan-yang-sekarang-udah-naik-jadi-tujuh-ribu. Sayangnya, koleksi ember kaleng ini sudah jarang ada, padahal saya masih pengin lengkapin koleksi warnanya. *halah*

#12 memory bottles
Botol itu diberikan seseorang saat saya pulang ke rumah masa kecil saya di Sumatra Barat sana. Saat itu, saya masih SMP. Sebuah pemberian yang tak terlupakan.


____

[#7--#12 Proyek #CeritaDariKamar]
 




No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin