Penjual Kenangan

Tuesday, October 07, 2014

untuk gadis yang selalu ceria

kemarin, saat saya sedang bersepeda, seorang karib lama menelepon, membuat perasaan saya tidak enak untuk mengatakan apa yang sedang saya lakukan. ia, karib saya itu, sisa-sisa keceriaan dan semangatnya masih terdengar. membuat saya merasa malu karena sering berkeluh-kesah hanya karena hal-hal remeh.

karib saya itu, dia mengucap alhamdulillah atas kondisinya sekarang. yang merupakan kemajuan besar dalam perjalanan hidupnya beberapa tahun terakhir.

karib saya itu, ia menanyakan kabar saya lewat ponselnya. menanyakan sudah berapa anak sahabat saya dan apakah dia datang ke pernikahan sahabat saya itu. empat tahun lalu. lalu, tertawa dari ujung sana ketika ia menyadari kejadian yang ia alami lebih dulu satu tahun sebelumnya. yang menyebabkan sebagian memorinya samar-samar.

kapan menikah, tanyanya. membuat luka di hati saya. bukan, bukan karena saya tidak suka ditanya demikian. namun, karena berkelebat di benak saya tentang apakah suatu saat ia juga akan bisa menikah.

karib lama saya itu, tumpukan pekerjaan terkadang membuat saya lupa dan baru teringat lagi ketika ia menelepon menanyakan kabar saya.

sedang apa? saya balik bertanya. meneleponmu, candanya. dari kursi rodaku, lanjutnya ceria.

saya bahkan tak berani bertanya di manakah ia berada dengan kursi roda itu. di teras rumahkah, di ruang tamukah, ataukah di kamarnya yang berjendela.

sudah dulu, ya, ucapnya buru-buru. salam untuk teman-teman, siapa pun yang kenal aku, ucapnya tertawa.

aku rindu kalian. sangat. ia ucapkan sesaat menutup panggilan teleponnya.
maaf mengganggumu, ya, ucapnya begitu sopan.

saya teringat lima tahun lalu, saat ia meregang nyawa. melawan koma. dan lebih dari empat tahun tak berdaya di tempat tidur, ia malah seperti lupa caranya resah, malah selalu mendoakan teman-teman yang ia ingat.
lalu, saat menuliskan ini, saya teringat sebuah hal yang belum saya lakukan untuknya. sebuah kisah.

gadis yang selalu ceria, semoga doa-doamu sampai kepada-Nya. semoga keajaiban selalu ada bersamamu. semoga kau segera sehat, sahabat….

http://widyawati-oktavia.tumblr.com/post/99327469033/untuk-gadis-yang-selalu-ceria

Saturday, October 04, 2014

kita



lama aku mencari alasan mengapa aku mencintaimu. mengapa kupu-kupu mengepak begitu riuhnya kala aku bersamamu. kau tahu, aku malah menemukannya dalam salam perpisahan kita.

cinta adalah tentang kepercayaan dan kesetiaan. kau kemudian menjelma sosok itu. laki-laki yang bersetia.

hangat jemarimu menambah riuh kepak kupu-kupu yang lama menghuni sudut hatiku. namun, pada saat bersamaan, ia meluruhkan sayap kupu-kupu itu. mereka tak mampu lagi mengepak. sayapnya mengabu, menyisakan sebentuk luka dari cinta yang kehilangan arah.

cinta adalah tentang kepercayaan dan kesetiaan. tanpa itu, aku akan tersesat.  kau katakan di antara malam yang kian jauh.

pulanglah, kataku. pada rumah yang kau tuju. tahu kau tak akan bisa kembali jika bersamaku.
setidaknya, kini aku tahu alasan mengapa aku bisa jatuh cinta kepadamu.

lalu, aku mendengar sayap-sayap yang mengabu beterbangan.

kini saatnya untuk menumbuhkan sayap-sayap baru, ucap mereka.

aku tahu kau tak mendengarnya. kau sudah jauh dalam perjalananmu.
pulang, kepada cinta yang lebih dulu mengikatmu.


*foto dari sini!

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin