Penjual Kenangan

Wednesday, May 04, 2011

bukankah sudah aku sampaikan kepadamu?




mari belajar tentang setia
pada ranting-ranting yang menunggu pucuk tumbuh
ditunggunya sampai menghijau
jikapun akhirnya daun luruh
itu karena musim telah berganti

mari belajar tentang setia
pada rintik yang selalu temani gerimis
pada kelam yang selalu sertai malam
setia yang tidak pernah pertaruhkan janji
 

—“mari belajar tentang setia”, 2004


setiap pilihan ada risikonya, begitu kata mereka-mereka. 
dan, kita tak bisa memiliki semua yang kita inginkan, bukankah sudah aku sampaikan kepadamu?

kau tahu, di depan sebuah satu-satunya toko di sebuah kota, aku pernah melihat bocah kecil menangis karena ingin memiliki pita yang dimiliki anak lain, yang sebayanya. padahal di tangannya, ada segulung pita berwana merah--dia sendiri yang memilih potongan pita itu dan menghabiskan segulungan besar untuk dirinya sendiri. lalu, dia inginkan juga pita yang dimiliki anak sebayanya itu, yang berwarna biru. dan, meraung sejadi-jadinya karena pita biru itu tinggal itu saja--yang tinggal seutas, hanya satu atau dua depa--dan sudah diambil sang anak yang melangkah jauh bersama ibunya.

kau tahu, ada banyak pita lain juga di toko itu, berdepa-depa. memang bukan warna biru. tapi, kalau warna yang dia inginkan, kancing-kancing warna biru masih banyak di toko itu, berbotol-botol. dia bisa mengambil seraup yang dia mau, begitu yang aku dengar dari bujuk sang ibu dalam bisiknya. dan banyak pilihan warnanya pula, kalau dia permasalahkan warna. tapi, yang mengherankan--sebenarnya, lebih ke arah mengesalkan--sang anak hanya mau pita, yang berwarna biru.

pemandangan yang lucu, bukan? hanya karena pita, dia meraung-raung sejadi-jadinya.
hanya sebuah pita, yang berwarna biru.

suatu ketika, saat dia besar, dia akan mendengar apa yang sudah aku sampaikan kepadamu,
setiap pilihan ada risikonya, begitu kata mereka-mereka. 
dan, kita tak bisa memiliki semua yang kita inginkan.

tapi, apa perlu aku sampaikan juga kepada bocah kecil itu? begitu mungkin, ya?


#i owe the pic#

2 comments:

Gloria Putri said...

suka puisi diawal postingan ini...bagus :)

penjual kenangan said...

@gloria: itu puisi lawas euy. udah hampir 7 tahun lalu ternyata. baru nemu lagi. :D
thx ya. ^^

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin