menunggu kereta,
seseorang, berdiri dalam hening, dengan sebuah tiket resah di tangannya. jelas arah dan tujuannya di sana.
seketika, sebuah kisah menguar dalam heningnya.
kau tahu, cinta telah lama dia tinggalkan, di stasiun kereta, dalam sebuah perjalanan. jika tak percaya, di sana, kau bisa bertanya kepada seorang perempuan tua yang menyusun duka dalam bakulnya. perempuan itu tahu di mana cinta dia tinggalkan.
juga kepada laki-laki yang duduk di sudut peron, yang bernyanyi dalam diam, dalam mata yang tak menemukan di mana warna cahaya. hanya kelabu, lirihnya.
mungkin, sampai kini, kisah-kisah yang dinyanyikan laki-laki itu juga masih sama, tentang masa lalu yang tak pernah kembali. juga tentang rindu yang selalu terjatuh, genggaman selalu merasa asing dalam jemarinya.
lagu laki-laki itu selalu ikut mendesak, di antara derak rel, di antara reriungan penjaja. lara.
seorang laki-laki yang memang tak pernah sempat mengenal warna dalam matanya. tapi, jika kau bertanya, dia juga tahu di mana cinta telah ditinggalkan.
lalu, kereta pun tiba.
"kau tahu," kamu seolah memecah kisah itu dalam dinginnya udara, "arah kita sama, aku menyimpan tiketnya di sakuku,” katamu, lalu melangkahkan kaki ke dalam kereta.
seseorang, masih berdiri dalam hening, diam-diam memastikan arah yang tertera di tiketnya. :)
#i owe the pic!
No comments:
Post a Comment