Penjual Kenangan

Thursday, December 21, 2006

SIAPA DIA?

Jika Anda berjalan-jalan ke kota Depok, jangan lewatkan untuk melihat foto ini.




Saat arah sudah melewati terowongan, setelah kampus BSI—yang tampak selalu ramai—setelah tugu yang menandakan batas kota Jakarta dan kota Depok, jangan lupa untuk mendongakkan wajah ke arah kiri. Di sana, di antara spanduk-spanduk dan baliho-baliho iklan yang selalu berganti, ada satu baliho yang tak pernah berganti—entah sejak kapan, saya lupa. Rasanya sudah sangat, sangat, sangat lama. Di situ, seorang laki-laki berpose dengan gaya yang aduhai, jadulnya.

Lihatlah baju lengan panjang (atau itu bisa disebut blus?) dengan warna ungu mengilat yang dikenakannya. Tampak bukan untuk ukuran tubuhnya yang masuk kategori orang bayaran (preman, maksudnya). Entah apa pula maksudnya membuka separuh dari kancing-kancing bajunya itu. Menyimpan harapan akan tampak dadanya, yang entah dia pikir sebidang apa. Mungkin. Belum lagi potongan rambut ala Deddy Dhukun—yang entah masih dipakai atau tidak oleh si Deddy sekarang ini. Tengok pula senyum yang mungkin dia pikir memesona semua wanita. Bagaimana dengan kumis dan jenggotnya yang ala mafia? Mungkin ia ingin tampak sangar, menutupi kilatan warna ungu yang tak akan terlupakan itu. Terpesonakah Anda? Ah, mungkin yang tak bisa dilupakan dari wajahnya adalah lirikan matanya—berharap setajam mata elang, tampaknya. Tidakkah ia terlalu berharap?

“Siapa sih orang ini? ada yang tau ga? serius nih!!!” Itu yang tertulis di primary foto di friendster salah seorang teman saya, Truly. Saya tahu dia serius mengomentari foto itu. Dan, foto itu pulalah yang menarik hati saya untuk segera membuka profil teman saya itu--kami menyimpan keresahan yang sama. (Truly, terima kasih buat fotonya, ya)

Ah, pertanyaan itu juga sudah lama ada di benak saya, dan juga mungkin Anda—orang-orang yang keluar-masuk kota Depok tercinta setiap harinya. Apakah WR. EQ. SWARA itu namanya? Entah. Saat lewat di sana, saya dan teman-teman selalu memperbincangkan hal itu. SIAPAKAH DIA? Apakah dia seorang warga yang terpilih jadi wajib pajak teladan? Mengingat di baliho itu ada tulisan:

PEMBANGUNAN KOTA DEPOK
TERLAKSANA ATAS KELANCARAN
ANDA MEMBAYAR PAJAK

BAYARLAH PAJAK ANDA TEPAT WAKTU

Entah. Atau juga dia sponsor utama, mungkin dari salah satu salon di kota Depok.

Atau juga dia adalah salah satu calon yang akan menjadi penguasa Depok? (Soalnya, saya juga sering melihat foto seseorang—di mana-mana—dengan slogan “antinarkoba” hingga saya pikir dia dari Partai Antinarkoba. Tetapi, kalau beliau itu sudah jelas salah seorang pejabat.) Kalau yang ada di foto ini?

“Berapa ya dia bayar buat bisa nampang di situ? Udah lama banget,” itu percakapan saya dan teman-teman jika teringat pada lirikan-tak-terlupakan sang-pria-misterius itu. Bertahun-tahun pula (jujur, sebenarnya, saya tidak tahu pasti sudah berapa lama dia di sana). Sudah-sangat-lama.

Ah, siapakah dia? Tidakkah dia kesepian duduk sendirian di sana? Mungkin, dia seorang anak hilang yang ingin menemukan siapakah orangtuanya. Berharap ayah atau ibunya melihat foto itu, kemudian mencarinya. Kalau benar begitu, kasihan juga dia, sudah lama tak ada orangtua yang merasa kehilangan anak seperti dia—terlalu menyilaukan.

Mungkin juga dia seorang pria—mungkin duda—yang ingin mencari soulmate-nya.

Mungkin dia reinkarnasi Narsisus, yang telah menolak cinta Echo--yang terus-terusan mengulang kata yang terakhir didengarnya, membayar cinta yang diungkapkannya? (sepertinya bukan, bukankah Narsisus belum mengenal Deddy Dhukun?)

Na, na, na, na, na, na, na, na, na, na, … Ow, ow, siapa dia? Mungkin Om Kris tahu.

Sudahlah. Tak peduli siapa dia. Mungkin hanya seseorang yang butuh eksistensi diri. Butuh pengakuan akan keberadaannya.

Sudahlah, buat apa juga dipikirkan.

Namun, dia mengganggu tidur-tidur saya …. Bagaimana tidak, setiap hari, setiap memasuki kota Depok tercinta, saya selalu merasa ditatapnya—dengan mata yang dia curi dari seekor elang malang.

Jika Anda pernah melihatnya, mungkin dia juga telah mengganggu tidur-tidur Anda. Jika belum melihatnya, jangan merasa kecewa. Anda masih bisa—dan akan selalu bisa—melihatnya. Datang saja ke kota Depok tercinta. Setelah melewati terowongan “Selamat Datang Kota Depok”, jangan alihkan mata Anda ke arah mana pun. Tenggoklah ke arah kiri, sedikit tenggadah. Dan Anda akan bertemu dengannya dan mungkin akan bertanya pula, SIAPA DIA?

1 comment:

Olie said...

Mwantaaapp! Keren postingannya.
Perlu diabadikan EQ Swara yang amat fenomenal,hahahha. Taun 2012 uda ga ada lagi.

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin