kenangan itu telah terlalu lama berputar-putar, tak beranjak ke mana-mana. adakah yang ingin menukarnya dengan harapan?
Wednesday, October 20, 2010
Semoga, Bu
"Bagaimana?" tanya Ibu.
"Doakan saja, Bu," sahutku, dari jarak yang dilintasi selat itu.
"Ibu selalu doakan, Nak. Selalu," sahutnya, dan tentu saja tak terdengar ada dusta di dalam kata-kata itu.
"Iya, Bu, terima kasih....," ucapku, dan air mata menggantung sangat berat di kedua belah mataku yang memejam itu.
Ah, aku tahu, dan seharusnya tak memintanya lagi mendoakanku. Aku tahu ia akan selalu mendoakanku, setiap waktu. Bukankah aku juga menjelma dari doa-doanya?
Ibu, terima kasih. Dan, aku pun mendoakanmu dalam setiap sujud-sujudku. Semoga itu juga selalu. Semoga doa-doaku sampai, menjaga agar air matamu tak jatuh dan tak membeku dalam tidurmu, mengkhawatirkanku.
Semoga, Bu.
gambar dari sini!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment