Penjual Kenangan

Sunday, October 24, 2010

kau percaya intuisi?



kau percaya intuisi?
kita, para perempuan memilikinya. dan, terkadang, para laki-laki bilang itu rasa curiga. bahkan, kadang mereka sebut sebagai rasa cemburu.
padahal, intuisi bukan itu. mereka salah. kamus besar bahasa indonesia pun sudah dengan jelas membedakan intuisi dengan perasaan curiga dan rasa cemburu.

intuisi

n daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati;

curiga
n (kl) 1 keris; 2 berhati-hati atau berwaswas (karena khawatir, menaruh syak, dsb); 3 (merasa) kurang percaya atau sangsi terhadap kebenaran atau kejujuran seseorang (takut dikhianati dsb);

cemburu
adj 1 merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dsb; sirik; 2 kurang percaya; curiga (karena iri hati);

mungkin, jika mereka-mereka itu menukarkan intuisi dan curiga, itu masih bisa dimaklumi. namun, tampaknya para laki-laki itu perlu mempelajari perbedaannya dengan lebih saksama. kalau mereka tidak telalu memahaminya, mungkin bisa dicarikan kata padanannya yang lebih umum. firasat, insting, kata hati, naluri bisa mewakili kata “intuisi” itu—meski tetap ada bedanya.

karena itu, jangan berkecil hati, dan marah sajalah meski mereka akan balas lebih marah lagi untuk menutupi kekeliruan mereka.

yang kita miliki itu adalah intuisi. yang kadang muncul dalam perasaan-perasaan tak enak akan sesuatu. “deg!” kata intuisi dalam hati kita. lalu, dengan refleks, otak menalikan suatu hal dengan hal lain. yang kadang membuatmu seperti seekor kucing yang begitu ingin tahu, yang akhirnya akan membawamu pada sebuah jurang.

hati-hatilah, ia akan bisa menjatuhkanmu ke dalam jurang itu. dan, sebelum memercayai intuisi yang kau miliki, pahami benar hal ini. curiosity killed the cat.
dan, bagi kita—para perempuan—intuisilah yang akan “membunuh” kita. jadi, persiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum mempekerjakan intuisi itu di dalam dirimu.

intuisi itu sering kali bertalian dengan perasaan yang dalam. perasaan sayang atau cinta. intuisi bekerja dengan sangat baik di dalamnya. hanya dengan membaca satu dua kata, intuisi bisa langsung bekerja. dan, percayalah, itu adalah sesuatu yang berasal dari sudut terjauh di dalam sana. gerakan hati, atau bisikan hati, yang ah, entah bagaimana bisa dengan sangat menakjubkan diciptakan-Nya. namun, ingatlah selalu, intuisi bisa membunuhmu, jangan terlalu kerap atau terlalu blak-blakan menggunakannya. gunakan dengan cantik—-sulit, memang. tapi, di situlah seninya intuisi ini.

pada suatu cerita, intuisi telah mempersiapkan seseorang untuk menghadapi sebuah kejadian dalam kisah panjang (cinta)nya. tapi, intuisi itu bekerja terlalu cepat hingga orang itu belum siap, bahkan baru mulai mereka-reka. dan, voila! ia sampai pada akhir cerita.

oh, ya, aku jadi ingin bertanya, menurutmu, kalau kita merasa lelah dengan perasaan cinta yang kita miliki terhadap seseorang, apakah kita benar-benar mencintai orang itu?

menurutku, cinta seharusnya tak pernah merasa lelah. perlu jeda ataupun sesuatu yang disebut sebagai waktu, mungkin iya. namun, kau tahu, jika kau merasa lelah dengan perasaanmu, pertanyakan lagi rasa itu. apalagi, jika dengan "sekedipan mata" kau bisa, taraaa, menumpuk sebuah perasaan baru di atasnya. hmm, entahlah, intuisiku bilang, dalam kasus ini, ada hal-hal yang tak kau ungkapkan *p.s. jangan padankan ini dengan curiga--kalaupun tampaknya berbeda sekulit ari dengan kata itu ;)*.

aku suka memperhatikan cekungan sebuah batu yang kutemui. dan, tanpa intuisi pun, kau pasti tahu batu itu pastilah ditetesi air hujan terus-menerus. cekungan di batu itu indah. kadang, tak habis-habisnya aku mengangguminya. aku tahu, hujan yang menetesinya pasti lelah. namun, jika saja sang hujan itu tahu tentang cekungan indah itu, tentu ia tak akan pernah menyesal untuk "sedikit" merasa lelah.

ah, kadang, tentu kita tak bisa selalu berharap pada hujan, bukan? dan, kadang, kita juga tak bisa selalu percaya pada intuisi. namun, kita—-para perempuan—-tak perlu heran jika intuisi itu sering kali bekerja diam-diam di alam bawah sadar--subconscious mind--kita. meskipun kadang, dalam pikiran sadar--conscious mind--kita ingin menyangkalnya.

i owe the pic!

No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin