Penjual Kenangan

Thursday, December 30, 2010

di detak ini, mimpi telah lama menikam diri mereka sendiri, diam-diam

kau lihat,
orang-orang dalam gambar itu.
mereka semua tertawa, dan begitu bahagia.
jadi, tak perlu ada yang dirisaukan.
cukup pejamkan matamu,
dan esok, kau akan mendapati dirimu berada dalam tawa yang sama dengan orang-orang di dalam gambar itu. menggapai mimpi-mimpi, dan menjelma dalam doa-doa.

kau tahu, mereka juga pernah dalam cerita-cerita tak beralur, tak bertokoh, tak mengenal tanda-tanda
orang-orang dalam gambar itu, yang saku, ransel, dan tas-tas tangan mereka penuh dengan tawa, pernah berada berdiri dalam malam yang gelap dan sunyinya saling mengutuk.

gambar-gambar itu akan menjelma juga,
asal, kau tak berhenti
asal, kau tak menanti
asal kau tak selalu memaki,

mimpi-mimpi begitu banyak yang menunggu,
di ujung sana,
telah dituliskan dalam garis tangan mereka,
suatu hari, kau akan berdiri di sampingnya, mengulurkan tanganmu,
dan, tiba-tiba saja, langkah telah sama, tanpa perlu kau samakan,

asal, kau tak berhenti.
di sini. di detak ini--di tempat mimpi telah lama menikam diri mereka sendiri, diam-diam.

1 comment:

Mentari said...

duh, tulisannya pas banget dengan apa yang saya rasakan sekarang... bagus mbak.. :)

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin