|
badge ini sudah ada lama di sidebar blog saya loh. ;) |
Dua hari ini saya kesal sendiri karena menemukan banyak tulisan saya di-copy paste (copas) sekena-kenanya oleh orang lain dan diposting di blog-nya. Sama seperti sahabat saya, gita, hal ini bermula karena kami sedang membicarakan postingan Mbak Enno yang sedang sedih karena menemukan tulisannya di-plagiat orang lain.
Isenglah kami mencari kata kunci tulisan kami di google, dan menemukan banyak yang "ngutip" tanpa sumber (sajak-sajak Gita, terutama, bersebaran di berbagai blog). Ya ampun, kok orang sekena-kena dan nggak mikir sama sekali buat "aku-aku" tulisan orang lain. Saya dan gita saling bertanya, "Gimana perasaan mereka saat mosting itu dan saat orang lain komen tentang 'tulisannya' itu?" Entahlah, apa yang mereka pikirkan.
Salah satu kasus yang paling bikin kesal itu ada di blog yang satu ini: punya jozhie natalya fardyan. Gita yang kali pertama menemukan tulisan dia ada di blog itu. Lalu, Mbak Enno menemukan tulisan pendek "Penjual Kenangan"--yang juga merupakan judul cerpen saya yang pernah dimuat di Koran Tempo, 2005 silam--saya ada di blog itu. (Saya juga menemukan penjual kenangan saya di sini:
http://octarelianna.wordpress.com/2011/05/30/penjual-kenangan/)
Lalu, saat saya cek blog Johzie itu, ya ampun, ternyata, nggak cuma tulisan itu yang ada di postingan blog itu. Hampir semua yang dia posting adalah tulisan saya--lengkap dengan gambar yang biasanya menyertai tulisan saya, yang saya pinjam dari kumpulan foto di sebuah web.
Wow, saya kaget, apalagi melihat tagline blog saya (yang ada di bagian bawah blog) juga di-copas buat blog itu. Sebuah sajak yang khusus saya buat untuk sobat saya, Nulur si Pencakar Langit, pun tak ketinggalan di-copas dan membuat Nulur bikin tulisan juga tentang menghargai karya orang lain. Saat baca tulisan Nulur, saya baru sadar kalau blog itu juga copas about me di blog saya. Haha. Parah beut!
Saya sempat share tentang copas sekenanya ini di FB dan ternyata oh ternyata, Ice si gerimispagi--adik Gita--menemukan juga tulisan dia di blog itu. Tulisan ice dalam setahun dengan cepat berpindah ke dalam blog dia. Dan, setelah diperhatikan, blog itu semacam kompilasi blog saya, blog Gita, blog Ice--dan entah isi blog siapa lagi.
Saya sempat mengirimkan pesan kepada si empunya blog di FB (saya menemukan FB-nya dari FB badge di blog itu). Dari korespondensi kami itu, si empunya FB bilang dia posting tulisan kami itu karena dia suka dan dia nggak tau kalau ada aturan dalam dunia tulis-menulis yang bilang kalau kita mengambil/ngutip tulisan orang lain, kita mesti mencantumkan sumbernya atau bilang bahwa itu bukan tulisan kita. Istilahnya, dia nggak tau yang namanya "hak cipta" atau semacamnya itu.
Saya cukup mengerti ketika dia bilang seperti itu, mungkin dia memang nggak tau--meski dia copas secara keseluruhan, bahkan ngambil tagline dan about me saya di blognya. Saya cukup berbaik sangka kepadanya, mungkin dia memang suka tulisan kami dan posting ulang dan dia nggak tau kalau harus mencantumkan sumber.
Namun, hari ini, hal itu buyar setelah saya menemukan tulisan "Luka"--yang belum lama ini saya bikin pada suatu dini hari--di notes FB-nya. Dan, secara gamblang di comment note itu dia bilang (balas comment temannya), kalau itu tulisan dia dan bilang dia lagi mengalami penurunan penulisan gara-gara keypad QWERTY. Eh?
Saya jadi tidak berbaik sangka lagi dan jadi bacaain wall dia (sambil deg-degan). Dan, sedihnya, saya menemukan semua notes dia adalah tulisan saya. Mulai dari tulisan yang cuma sebaris dua baris sampai tulisan panjang saya. Ada sajak saya yang pernah dimuat di media pun diposting di blognya. Bahkan, ada tulisan saya tentang jam tangan saya terbentur batu dan juga sebuah tulisan yang saya bikin saat saya akan ulang tahun--yah, mungkin saat itu dia akan ulang tahun juga, kali. :p
Maksud saya, ya ampuuuun, sampe segitunya. Bahkan, dia copas dan "aku-aku" tanpa tahu bahwa tulisan itu ada momen-momen-nya tersendiri bagi sang penulis. *kesel* Dan, apa rasanya ya saat dia posting itu? :(
Saya sudah menyampaikan keluhan saya kepadanya dan dia bilang akan menghapus semuanya dan akan menghapus account blog dia juga. Saya sih bilang, saya nggak minta dia menghapus blog dia, cuma minta menghapus tulisan-tulisan saya, tulisan gita, dan tulisan ice--saya berbicara mewakili kami bertiga.
Saya tidak ingin menghalangi kreativitas dia dalam dunia tulis-menulis, tentu saja. Tapi, saya harap, dia bisa belajar dari kejadian ini bahwa kita harus bisa menghargai karya dan kreativitas orang lain. Jangan sampai setelah diwarisi "cap" negeri koruptor, kita menambahnya jadi negeri generasi plagiator alias tukang sontek. Seperti kata Nulur, ya, kalau memang pengen banget nulis, lebih baik belajar bareng-bareng sesama blogger--gak cuma copas [dan jadi setan aku-aku].
Seperti comment saya di
postingan Gita tentang plagiarisme ini:
* secara khusus, saya sampaikan juga bahwa saya sangat kesal dengan orang-orang yg plagiat. Tidak hanya plagiat secara keseluruhan, tetapi juga plagiat untuk sebuah frasa unik. Satu kata dua kata bisa jadi sebuah ide besar bagi orang lain. Seperti yang kita ketahui, dalam kasus "arjuna mencari cinta" (yang diambil dan dikomersialkan band Dewa tanpa izin penulisnya) saja dimenangi oleh penulisnya: Yudistira Adinugraha Massardi.
Seperti yang pernah saya dengar dan baca, penulis menang karena "arjuna mencari cinta" adalah sebuah frasa unik. Jika kita perhatikan, kita pun pasti bisa menyadari kan bahwa frasa "arjuna mencari cinta" itu memang frasa yang unik--bukan lahir dari pemikiran orang-orang pada umumnya karena umumnya kan "arjuna dikejar cinta"--itu yang ada di benak kita (secara umum) selama ini, bukan? Jadi, ya, kita harus sadar tentang "ide" orang lain. Jadi, tentunya, kita nggak bisa sekenanya nyomot
satu-dua kata-unik orang lain kayak ambil pisang goreng, kan?--apalagi, secara keseluruhan.
Katanya, memang tak ada yang baru di dunia ini, tapi tentunya ada orang yang kali pertama mencetuskannya.
Dan, tentunya perlu kita hargai orang itu. Bahkan, penghargaannya cukup dengan mencantumkan nama si penulis sebagai sumber yang dikutip. Tampaknya, itu tidak terlalu susah, bukan? :)
Jadi, marilah kita sama-sama belajar untuk tidak menjadi generasi plagiator alias tukang sontek. Seperti pepatah,
daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Bukankah lebih membanggakan jika sesuatu merupakan hasil karya kita sendiri, bukan karya orang lain (yang kita "aku-aku")--sudah sering loh amanat ini ini tercantum di berbagai cerita anak, di majalah
Bobo, misalnya.
Saya menulis ini bukan untuk menghakimi atau semacamnya, mungkin, kita harus saling berlapang dada untuk menerima masukan dari orang lain. Kita sama-sama masih belajar dan marilah belajar bersama-sama secara sportif dan bertanggung jawab. :)
Salam,
Iwied a.k.a Penjual Kenangan
---------------------------------------
kamus kecil (dikutip dari
KBBI)
* pla·gi·at n pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb) sendiri, msl menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan
* pla·gi·a·ris·me n penjiplakan yg melanggar hak cipta
*pla·gi·a·tor n orang yg mengambil karangan (pendapat dsb) orang lain dan disiarkan sbg karangan (pendapat dsb) sendiri; penjiplak
* son·tek [2] /sonték/ v, me·nyon·tek v mengutip (tulisan dsb) sebagaimana aslinya; menjiplak: krn malas belajar, setiap ujian ia selalu -;
son·tek·an n hasil menyontek; bahan (tulisan) yg dicontek
* hak cipta adj hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang (seperti hak cipta dalam mengarang, menggubah musik);