Penjual Kenangan

Wednesday, January 19, 2011

ketika purnama sedang samar di langit-Nya

|dalam sebuah perjalanan, tak perlu risau jika kau lewati satu-dua persimpangan sebelumnya. masih ada persimpangan lain di depan sana. dan, di setiap ujung persimpangan itu, ada bahagia--jika itu yang kau cari. jalan bahagia selalu bermuara di setiap persimpangan-Nya. asal kau percaya. (^_^)|



bisa kau sebutkan alasan mengapa kita harus takut kehilangan, sementara tak ada yang kita miliki?
tak perlu tulisan panjang. hanya satu dua alasan dengan kalimat singkat, dan mungkin selembar Post-it! saja sudah cukup untuk ruang bagi beberapa kata yang kau rangkai jadi kalimat itu.
tak perlu panjang-panjang. 
kita tak perlu banyak alasan, bukan? karena alasan hanya akan menjadi sebuah perdebatan kosong. seperti percakapan-percakapan dalam opera sabun yang makin hari makin membuat kita jengah dengan kerutan dalam di dahi.

kau tahu, tak ada yang kita miliki. jadi, kenapa kita bisa kehilangan, bukan begitu?
di kepalaku menganga lubang besar akan kebingungan tentang hal yang sudah jelas-tak-perlu-diperdebatkan-ini.
jika kau temukan alasannya, tak mengapa. 

tapi, harap sampaikan pesanku kepada dia yang merasa kehilangan, 
"perjalanan bukan hanya tentang satu dua persimpangan. dan, yakinlah, ketika kau tak bisa kembali ke persimpangan yang terlewatkan, memang seperti itulah cerita dalam sebuah perjalanan: menemukan dan melewati persimpangan. satu-dua, bahkan tiga pesimpangan. dan, setiap persimpangan akan selalu punya cerita. kau hanya berhak mengabadikannya, bukan memilikinya.

kau tahu, seperti di dalam cerita negeri ajaib yang Alice datangi, 'Setiap jejak, setiap jalan, dan setiap persimpangan milik-Ku,' kata sang Ratu. dan, begitulah adanya. akan selalu ada bahagia dalam setiap persimpangan, jika itu yang kau cari. jadi, buat apa merasa kehilangan, toh kau tak memilikinya, bukan? seorang bocah kecil saja tahu bagaimana rasanya ketika ditanya apakah ia merasa kehilangan ketika kehilangan sebuah mainan yang tak pernah ia miliki? kau tahu, ia akan katakan bahwa ia tak pernah merasa kehilangan dalam hal itu--tentu saja begitu. 

setiap persimpangan, di ujungnya selalu ada bahagia. teruslah berjalan. jangan hentikan langkah hanya karena kau kehilangan satu-dua persimpangan yang telah kau lewati. lupakan saja. ada persimpangan lain di depan sana. lalu, pilih persimpangan yang ada di perjalananmu itu, tak perlu ragu. dan, percayalah: jalan bahagia selalu bermuara di setiap persimpanganNya."


lalu, mengapa kita harus takut kehilangan, sementara tak ada yang kita miliki?
mengapa kita harus takut kehilangan, sementara tak ada yang kita miliki dan sang Ratu telah mengakui bahwa Dia-lah yang memiliki semua itu?
tapi, jika kau temukan alasannya, tuliskanlah. aku akan membacanya. mungkin, hanya akan membacanya







[bulan menjelma sempurna di langit, samar. malam melarut dalam pusaran waktu yang menghening. mungkin, ada pula orang yang tak menemukan kata yang tepat untuk saling mengucapkan salam tidur. dan, katanya, bumi semakin menua--semoga ia semakin bijak, bukan pelupa]

No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin