Ia teringat laki-laki itu. Seorang petualang yang tak pernah lama menjejakkan kakinya di hangatnya rumah. Yang tak pernah menitipkan hatinya di mana pun. Atau pernah? Ya, laki-laki itu pernah. Namun, ia tak pernah menceritakan kisahnya itu. Perempuan itu hanya mendengarnya dari kata orang. Suatu hari, jika laki-laki itu berkenan, perempuan itu mau mendengar kisah laki-laki itu. Jikapun itu kisah sedih.
Laki-laki begitu banyak menyimpan cerita--tentang perjalanan yang telah dan akan dilaluinya--di matanya. Hanya di matanya. Jika tak berlebihan, laki-laki itu pasti akan berkata bahwa ia mampu menaklukkan dunia. Ia terlalu sederhana. Kadang ia memilih diam dan hanya mendengarkan.
Ia teringat laki-laki itu. Seorang petualang. Dan sampai hari ini, belum temukan juga arah kembali.
No comments:
Post a Comment