Bulan sabit yang kemarin kehilangan langit membeli karcis kereta. “Ke Venesia,” katanya.
Di sana, ada pelukis yang mampu membuat sketsa cinta yang kau cari; cinta yang kau tunggu. Semoga loket itu belum menutup kacanya. Aku juga ingin ke Venesia.
Bulan sabit yang kemarin kehilangan langit menoleh cepat padaku.
“Aku tak akan berbagi sketsa langit denganmu!”
“Aku tak akan berbagi sketsa langit denganmu!”
Seolah-olah, itu yang dikatakannya lewat kaca jendela kereta yang selalu setia pada derak rel--dan tak pernah sekali pun jatuh cinta pada hijau pepohonan yang selalu menitipkan senyum, di setiap pertemuan yang selalu ditinggalkan waktu dengan terburu-buru.
Bulan sabit itu; ia begitu cemburu.
Ah, harusnya ia tahu, cinta yang kutunggu bukan di Venesia.
Kali ini, ia sedang bersamaku.
Aku hanya ingin menikmati derak rel kereta bersamanya.
Ke Venesia, atau ke mana pun.
#gambar pinjam di sini!
1 comment:
>.</ romantisnya
Post a Comment