Penjual Kenangan

Thursday, June 12, 2014

kepadamu





besok,
tunggu aku di kafe kecil favorit kita.
kita akan merayakan sesuatu, tentu saja. 
baiklah, memang sudah terlalu banyak yang kita rayakan, di sudut kecil kafe yang penuh buku di dindingnya.
tapi, bukankah begitu sebaiknya kita memperlakukan sebuah hari? 
tak ada hari yang tak istimewa. dan, agar pula tidak habis kebersamaan kita.
kebersamaan yang terkadang mungkin membuatmu harus mereka-reka apa lagi kata-kata yang akan lebih bertahan lama hangatnya ketimbang minuman yang kita pesan. 

namun, setelah besok, mungkin tak perlu lagi kau mencari-cari bahan cerita. dan, aku pun akan berhenti mencoba memaki diri karena terlalu banyak bicara. 

besok, tunggu aku di sudut favorit kita.
pukul tujuh malam, agar kita punya waktu sedikit lama. tidak terlalu terburu-buru agar tak mengurangi waktu tidurmu. 

besok, kita merayakan sesuatu. 
kau tahu, kata orang, kita tak tahu kapan kita jatuh cinta.
namun, kita tentu tahu kapan kita harus berhenti jatuh cinta.
aku telah memutuskan besoklah harinya.
dan, kita harus merayakannya.
kau dan aku.
kita berdua. di tempat kali pertama kita bercerita panjang. tentang apa saja, kecuali di mana kita harus berhenti. karena dalam segala mimpimu, mata angin tak pernah mengutara.

besok, 
aku telah memutuskannya. 
tunggu aku pukul tujuh. mungkin, akan lewat sedikit. tapi, aku tak akan membiarkanmu lama menunggu, kali ini.
dan, kita akan merayakan hari ketika aku memutuskan berhenti jatuh cinta.
kepadamu.


No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin