kenangan itu telah terlalu lama berputar-putar, tak beranjak ke mana-mana. adakah yang ingin menukarnya dengan harapan?
Friday, November 06, 2009
suatu ketika malam terlalu riuh
kau tahu, aku suka malam yang hujan
yang hening dan hanya menyisakan tempias di kaca jendela keesokan harinya
yang menguarkan bau rumput dan menyisakan jalanan yang basah
dan, kali ini, malam tidak hujan
terlalu riuh, malah, bahkan meredam suara kita
yang memaksa kita diam lebih lama, mencari jeda untuk bicara—atau, kita memang kehilangan kata-kata (?)
tapi, entah kenapa,
aku suka malam kali ini
yang menyisakan—entah—mungkin sesuatu yang disebut bahagia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
wahh.. kerueennn..
kata2nya bagus banget.. ^^
nice poem :)
*duduk* ikut menjual kenangan..
Ibu.. tempias itu apa ya? hehe..
saya suka...
@pohon: makasi ya, nemenin duduk menjual kenangan. semoga dirimu "tidak kembali sunyi, sepi, sendiri". :)
@esdoublue: hihi, nanya beneran ga si? kalo menurut kamus sih, "tempias" itu titik-titik air yg berhamburan atau bepercikan. ^_^
@fay: senangnya.. =]
@all: trima kasih kunjungannya.
senengnya.. dapat kosakata baru.. aku nanya beneren, bu... hehe
Post a Comment