kita pulang saja, kataku sambil menepis dingin yang tak habis-habisnya menggerutu di lengan bajuku,
menjauhlah, bisikku
kepulan asap tukang kacang rebus telah menghabiskan sisa percakapan kita
ayolah, kita pulang saja,
meskipun malam masih berdiri di sana
menunggu akhir kisah pipit kecil yang kemarin jatuh cinta pada angin utara
malam masih ingin mendengarnya, katamu
kita pulang saja, ulangku.
langkah kadang merasa asing dengan gegas, seperti kali ini.
aku takut kehilangan pagi di jendelaku
jika aku masih di sini
kita pulang saja
malam masih akan menunggu bukan?
No comments:
Post a Comment