Penjual Kenangan

Tuesday, September 25, 2012

Sebuah Tiket

I owe the pic!



Kau bilang, kau masih ingin menikmati suara nyiur dan sepoi angin di kotamu. Juga pagi yang selalu membawakan embun-embun yang terasa manis di lidah pepohonan perdu yang menggeliat menghilangkan kantuk. Kau masih ingin menikmatinya, mencoba menerima dengan sepenuh hati apa yang saat ini telah kau miliki. 

Aku terdiam, bertanya-tanya sendiri. 
Aku punya sebuah tiket untuk kursi kosong di sebelah tempat dudukku, kuselipkan aman di balik saku bajuku. Untuk sebuah perjalanan jauh--mengembara dengan sebuah kapal yang katanya menuju tempat yang membuat kita tak akan pernah lagi mempertanyakan siang ataupun malam. Hari-hari di sana bagai ruang yang selama ini hanya dalam mimpi dan harap terdalam kita, dan waktu melahirkan bahagia dalam setiap detaknya.

Ke sanalah aku akan menuju. Sebuah koper kecil yang memuat segala memori masa lalu telah kusiapkan bersamaku. Sebagai kenang-kenangan ataupun sekadar teman dalam waktu-waktu luang.

Mendengar ucapmu kali ini, bersit tanya meruah dalam hatiku, akankah aku menjadikanmu orang yang tak mensyukuri karunia jikalau kutawarkan tiket ini kepadamu?
Aku terdiam, hanya berani menatapmu diam-diam, kau yang sedang menyesap hangat matahari sore ini, di kotamu. 

Peluit kapal itu telah terdengar sekali lagi, dan sudah saatnya aku beranjak dari kota ini. 
Tiket yang satu itu masih berada di balik saku bajuku, dan hanya untuk satu kali perjalanan. Kau tak akan bisa kembali ke kota ini jika telah kau genggam tiket perjalanan itu.

Aku melangkah, sementara kau berdiri di sana, bagai melebur dengan warna-warna senja, di kotamu ini. Saat aku palingkan wajah sekali lagi ke arahmu, tak ada yang bisa kubaca sebagai isyarat. Lambaikanlah saja tanganmu, itu akan meringankan langkahku. Tapi, kau bergeming dalam sesuatu yang kukenali sebagai harapan--yang kau surukkan serampangan jauh di sudut hati.

Tanya itu seakan hendak meloncat keluar dari bibirku. Akankah aku menjadikanmu orang yang tak mensyukuri karunia jikalau kutawarkan tiket ini kepadamu?

Tapi, ah, ya, Tuhan tahu, aku tak inginkan kau berpaling, dari-Nya.


No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin