Kemarin. Aku bukannya lupa hari itu. Februari kita sudah tiba. Tapi, ah, kesehatanku sedang tidak baik, jadi aku belum sempat menulis untukmu. Hanya sekadar batuk dan pilek, tapi cukup mengganggu, ditambah pula hujan yang selalu membuat jalan basah. Payung yang seharusnya ada di dalam tasku terlalu sering lupa kubawa. Jadi, angin hujan itu semakin menerpaku.
“Selamat hari lahir. Semoga doa-doa menghangatkanmu. Semoga kau merindukanku. Meski aku terlalu sibuk dengan hari-hariku.”
Nanti, aku akan menulis surat yang lebih panjang. Banyak yang ingin kuceritakan. Tapi, uh, maaf, aku belum sempat… . Tapi, pasti akan kutuliskan. Aku tidak mau membuat janji, takut kau menunggu-nunggu. Yang pasti, aku akan menuliskan surat kelima untukmu. Kau tahu, aku suka menuliskannya. Semoga kau juga. :)